Temu Kampung Halaman

Tri Cahyo Utomo
Riuh Adzan ashar berkumandang, lekas cepat diriku berpulang ke kost, menyiapkan pakaian kotor dan mebersihkan barang berserakan. Pakain minggu ini seperti minggu lalu, dimana pakaian saya tidak ada bedanya, yah itu-itu saja, terpenting standar dipakainnya bersih dan sopan.
Saya masukan lengkap dan rapih pakaian minggu ini kedalam ransel, dengan packing ala-ala backpacker, yang super ringkas, dan multi fungsi saat digunakan.
Kepulanganku tanpa rencana jauh-jauh hari, karena tidak menyimak kalender yang ternyata ada hari libur di hari senin. Secara tiba-tiba teman nyeletuk "balik lampung tidak?" menanyakan akan hal kepualangan, sontak saya menanyakan kembali, "la koe balik ora?" dengan jawaban ciri khas pria yang penat akan hal pikirannya "engga balek aku" kemudian sahutku, "kapan emang libur?" dengan jelas menjawab senin, dari hal itu mulai saya bergumam balik engga ya, seperti belum matang akan pulang atau tidaknya.
Tiba di kantor, setelah mempersiapkan pakaian kotor, saya memperhitungkan pergantian kereta di rangkasbitung, tiket akhir 21.30 dan mulai dari depok, harus berpindah - pindah jalur tujuan kereta, manggarai berpindah ke tanah abang. Mau tidak mau diputuskan mendahului pulang jam kantor, walau absensi tidak sesuai lokasi kantor, terpenting sudah ijin dengan alasan jelas, dan disetujui.
Memang berat, capek, penat langsung balik perjalanan jauh, tapi ya, bila bertemu orang tua, rasa letih cepat hilangnya, kemudian tumbuh rasa bahagia dan seneng, terbalas dengan melihat raut senyum orang tua.
Tiket rangkasbitung harganya murah, hanya 3k bisa sampai merak, dan dilanjut menggunakan kapal harga tiket mulai dari 22k saja sudah sampai bakauheni.
Cerita berada di atas kapal, bertemu dengan beragam orang, juga melihat dan terlibat langsung adanya modus atau penipu, orang butuh bantuan karena ditinggal agen travel, jadi penipu tersebut menceritakan kejadiananya, bahwa beliau ditinggal oleh agen travel karena tertidur di mushola tempat makan, dan barang bawaanya tertinggal di mobil, berisi uang senilai 21juta, dan harta berharga didalamnya.
Setelah menceritakan ke pada saya, beliau meminta bantuan untuk meminjam uang kepada saya, selang 15 menit, tiba-tiba komplotannya datang ke saya. Dalih untuk membuat situasi semakin keruh, rasanya menambah makin campur aduk menjadi lebih rasa iba kepada penipu tersebut, teman komplotanya.
Di tengah percakapan teman komplotanya menyeletuk seperti memberi bantuan tapi tidak sepenuhnya atau setengah-setengah. Tiba-tiba penipu tersebut menunjukan harta berharga emas 18 gram, dengan harga 18juta. Menambah rasa iba dan rasa ingin membeli emas tersebut ditimbulkan supaya, rasa memaksa diri untuk mengeluarkan rupiah.
Menekan situasi semakin menyudut, dengan akhir saya memberikan solusi bahwa, penipu tersebut saya tanya, ada keluarga, rekan kerja, atau teman dekat yang dapat dihubungi, sembari saya melihat ponsel kecil yang seharusnya bisa dan ada kontak yang dapat dihubungi.
Secara terang menjawab tidak ada yang dapat dihubungi, secara logis ndak mungkin bisa begitu, lantas bisa disimpulkan bahwa orang tersebut penipu. Timbul secara tiba-tiba meminta untuk dibelikan air mineral, secara langsung saya berdiri membawa tas, menghampiri warung di kapal tersebut, dan ingin membelikan, akan tetapi saya langsung menuju belakang menghindari orang tersebut.
Setelah kabur tersebut saya bertemu orang lain yang bertanya saya mengenai pembelian tiket kapal di dermaga sebelum naik ke kapal. Langsung saya bercerita kepada orang tersebut. Memang anak laki-laki dapat temannya mudah, yah selayaknya seperti teman sendiri obrolannya.
Sudah lama obrolannya tak terasa sudah mau sandar kapal yang saya naiki ini, karena malam dan asik dengan obrolan, sudah waktunya persiapan untuk berlabuh di dermaga pelabuhan bakauheni lampung.
Gelap dengan diselimut dingin deburan ombak air, dan cahaya menyinari rongga-rongga malam, sedikit kacau oleh lalu lalang penumpang juga kendaraan yang sudah bersiap melanjutkan tujuan, sedikit tipis temaram malam ini.
Calo calo yang sudah aktif dengan suara keras menggait penumpang yang baru turun dari kapal, entah benar sesuai tempat pemberhentian turunnya atau tidak. Lantas saya langsung memesan ojek motor untuk mengantarkan ke kontrakan mbak saya. Malam ini singgah di tempat mbak saya dan sepagi nanti baru bergegas melanjutkan tujuan kerumah.
08.00 saya membeli nasi uduk dan mencoba mencari ojek di warga setempat, yah karena mbak saya sudah berangkat bekerja, mau tidak mau harus cepat sampai dinpelabuhan untuk mencari bis damri dengan tujuan bandar lampung.
Menyenangkan karena sudah sesuai jam dan tidak perlu berhenti mencari penumpang terlebih dahulu bis damrinya. Jam 09.00 berangkat dari bakauheni jam 12.30 sampai bandar lampung selanjutnya saya menuju rumah pacar saya dan melanjutkan perjalanan kerumah diantar pacar saya.
Selalu bahagia bila sudah sampai dirumah dan selalu inget masakan ibuk yang selalu diinginkan, masakan ter enak paling jos tak tergantikan. Itu saja dari perjalanan pulang kantor dari depok menuju rumah, sangat sangat menyenangkan.