Purna Rembulan

Tri Cahyo Utomo
Pukul 03:19 dini hari memang diwajibkan Baitul arqom bagi yang akan purna studi, dengan kampus yang basiknya wacana dan keilmuaan jadi menjelang lulus wajib dibekali ilmu agama lagi. Ndak masalah malah bagus-bagus saja, tapi bagi kaum-kaum “kalong” sedikit membuat mentololkan diri sendiri, karena bertahan disiang hari tidak lelap melawan kantuk, perlu berjuang dan pengorbanan hingga begadang demi tidak terlambat datang, tak apa-apa, ya begitu hidup.
Cahaya rembulan tampak terang benderang kuta mangkunegaran pukul 21:08 tak kalah dengan lampu kota jalanan yang menerangi lalu lalang insan beragam kesibukannya, memadu kasih, mencak-mencak minta makan, kaget harga makanan event stand, dan manusia dengan hati hancur, yah begituu, macam ragam.
![]() |
Masjid sudalmiyah rais |
Memang berbeda rasa, ide, keluesan saat awal belajar menulis dan sekarang, sudah saya rasakan dan bandingkan bahwa tidak sering membaca mengurangi kualitas cara menuangkan tulisan. “Prestasi buruk”, iya benar tidak salah tulis, 1 buku selama enam bulan lebih belum selesai, dan itu dengan alasan dalih saya banyak pekerjaan kuliah, organisasi, juga usaha, menghalangi untuk menyempatkan membaca, padahal setelah saya evaluasi masalah terbesar saya yaitu dengan gawai, yang terlalu mengikat dan mengatur hidup saya, hingga ketergantungan.
![]() |
Masjid sudalmiyah rais |
Tidak apa-apa, ada 5 sekawan melihat dan berbelanja kulinar yang ada di kawasan kerajaan, hal lumrah bila ada kegiatan event, fashion, food, bertemakan meramaikan keraton dan mengenalkan keseniannya. Kejadian lucu saat membeli makanan di stand pedagang menjual makanan siomay, entah dibenak hanya ingin mencoba dikira harga sesuai dikantong mahasiswa, eh diluar dugaan buat boncos uang bulanan mahasiswa, mau tidak mau menumbalkan temas akamsi yang menjajakn pedagang tersebut, hehehe. Yahh begitu, JAGAD RAYA SELALU PUNYA CARA LUCU MEMBUAT KITA RENDAH HATI :)