Mlumah Turu

Tri Cahyo Utomo
Kulihat jam digital di Hp, pukul 04:30 seketika aku turun kebawah rumah, rasa sangat lembam, dan pikiran seperti orang kalap, rasanya badan seperti gerak sendiri mungkin juga karna impulsif. l
angsung aku menuju jeding kubasuh rambut sampai kaki, demi menunaikan kewajiban untuk menyembah yang esa. setelah itu aku mlumah turu entah kenapa rasanya nikmat sekali di pagi hari.
Yoo....jogo azzam (bapak saya memagil dan memberi mandat untuk menjaga anak kakak saya)
Emoh (persepsiku menjawab langsung) tetapi aku langsung turun, kulihat jam 08:20 dan menyanjung azzam dan aku mlumah turu lagi disebelahnya. Sekarang ini, dengan mlumah turu bisa mencegah penularan covid-19, tetapi jika setipa hari mlumah turu dari mana masuknya, pemasukan untuk mangan, sebagai keluarga petani saya dikala ada wabah ini, bisa mengandalkan dari sawah.
Glukdar...glukdar.. suara sangat keras, pintu yang berbenturan dengan dinding seketika aku terbangun, kulihata kakak saya datang dari balik pintu belakang, dan kemudian aku lanjutkan mlumah turu lagi. Akibat wabah covid-19 seperti ini pesanan dagangan orang tua saya menurun drastis, sampai alih barang dagangan, bagaimana tidak, bulan dimana mendekati lebaran ini biasanya pakain menjadi barang laris, malah sekarang ini tidak ada pembelinya, alhasil orang tua saya alih barang dagangan.
Kemarin saat saya dan bapak, mengantarkan barang pesanan, di tepi jalan arah karang (nama desa) mulai maraknya menyemprot disinfektan kearah kendaraan-kendaraan umum, alhasil saya kena semprot karna kacanya saya buka, hahaha, setiap melewati perbatasan desa, kena semprot, saat memasuki jalan tol disemprot lagi, lama kelamaan saya mandi ini, karna kena semprot mulu. Hahaha.
Saat selesai mengirim dagangan saya dan bapak saya mampir di bulak tengah sawah untuk makan siang yang sudah disiapkan ibu saya, sejak pagi saat mau berangkat pergi. Angin sepoi-sepoi, sembari melihat pak tani pulang dari sawahnya sehabis memanen padi.
Ashaduallahilahailallah.. suara adzan terdengar melalui speker yang sangat kencang, karna rumah saya bersebelahan dengan mushola. Sontak bangun saya, kepala masih kaya orang kalap, tidak terasa ternyata sudah dzhur rasanya baru 10 menit yang lalu saya tidur. Saat saya berdiri, tiba-tiba pandangan kabur seperti buram, setelah 20 detik pandangan saya seperti semula, saya melangkah kedapur mengambil botol yang berisi air mineral, seketika energi saya seperti pulih kembali, saya duduk didekat meja, memikirkan kenapa saya seperti tidak hidup? Apakah saya harus sakit terlebih dahulu agar merasa hidup? Ah entahlah, dan saya menuju jeding membersihkan badan.
Kupandang azzam yang wajahnya senyum menyeringai sedang asik dengan mainan barunya yang kemarin dibelikan oleh ibunya.
Zam(panggilku)
Aaayoo(jawabnya)
Dah makan(tanyaku)
Udah(jawabnya)
Setelah menyanjung azzam kulanjutkan mlumah turu dengan melihat siaran tv yang benyak meyiarkan berita covid-19 lama-kelamaan saya mlumah turu dengan lelap.
adzzan ashar aku terbangun sampai magrib, setelah magrib saya diajak bapak untuk mengambil barang pesanan, di desa sebelah yang akan di antar besok pagi.
#stayhome selalu jaga kesehatan :D