Dari Kota Untuk Desa

Dari Kota Untuk Desa
Desa ini tempat lahir saya, kurang peralatan modern, listrik masih sering mati,  tidak apa-apa masih merasakan lampu menyala, singkat pemikiran saya.di desa ini banyak warga yang belum bisa menanam padi dengan baik dan benar. mayoritas warg
a disini berkebun sagu, program-program fak you fakyou itu membuat warga kehabisan lahan, karena banyaknya pemotongan pohon sagu,  dll, untuk pembukaan lahan baru sawah.

Sebenarnya warga disini mau menjadi petani padi, tetapi harus ada petani padi yang pintar bersekolah di unipercitas yang handal, dan tahan banting tinggal disini untuk memberi contoh kami disini. kurang lebihnya begitu kata cahyo.beda hal dengan saya,  nama Utomo sering dipanggil 3english,. saya tinggal didesa juga mayoritas warna didesa saya petani padi. 

Kadang sehabis nyawah saya suka istirahat digubuk sambil udud, kadang juga suka bengong mikirin anak muda sekarang dikasi enak tapi gak dimanfaatin keenaknya.  maksud saya, anak desa yang dapet beasiswa atau sekolah gratis dikota siswanya setelah lulus engga mau tinggal didesa, padahal sudah dibekali ilmu pedesaan. atau didesa, takut tidak dapat rezeki, hidup menderita, tertekan, takut hitam, gengsi,  kelihatan kuno, aahhh entahlah dia lebih suka hidup nyaman dibawah tempat duduk bosnya yang nyaman itu. sehabis istirahat saya lanjut nyawah terus ke surau, utak utik, begitu hari-harinya.

cahyo nama panggilan saya, suka membaca, mendengarkan musik,  dan olahraga. pendidikan saya ini sekarang masih SMP kelas 3, harapan saya setelah lulus, bisa masuk mantan SMK bapak saya.x

Posting Komentar